Selamat Datang Teman-Teman Baikku (Welcome All My Dear Friends).

Selasa, 11 Januari 2011

PENILAIAN KORBAN (Bag. 4)

Pada halaman ini akan diteruskan tentang topik Pemeriksaan Fisik (bagian kedua)

Prinsip Pemeriksaan Fisik Menyeluruh Korban
a. Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan yang meliputi seluruh tubuh korban. Tujuannya untuk menemukan berbagai tanda.
b. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis dan berurutan, biasanya dari ujung kepada sampai ujung kaki, namun dapat berubah sesuai dengan kondisi korban.

Tindakan ini melibatkan panca indera kita berupa:

1. Penglihatan (inspeksi)
Bagian yang akan diperiksa sedapat mungkin terpapar dengan jelas. Bila dianggap perlu buka atau potonglah pakaian korban. Lihat ada tidaknya khas suatu penyakit atau cedera. Inspeksi ini dilakukan secara menyeluruh terlebih dahulu baru dilakukan secara khusus.

2. Perabaan (palpasi)
Perabaan dilakukan dengan kedua belah tangan secara beruntun dan sistematis dimulai dari ujung kepala samapai dengan ujung jari kaki, namun dapat berubah sesuai dengan kondisi korban. Biasanya dilakukan paling akhir, karena dapat menyebabkan rasa nyeri pada korban.

3. Pendengaran (auskultasi)
Penolong mendengarkan tanda suatu penyakit atau gangguan. Indra pendengaran ini paling umum digunakan untuk mendengarkan suara nafas saat melakukan penilaian pernafasan.

Lakukan pemeriksaan secara berurutan, Lihat, Bandingkan baru Raba.

Pada penderita cedera harus dicari adanya:
1. Perubahan bentuk (P)
2. Luka terbuka        (L)
3. Nyeri tekan          (N)
4. Bengkak              (B)
Ingat akronim : P.L.N.B.

Pada saat pemeriksaan fisik, penolong harus selalu memperhatikan korban. Adanya perhatian ini menunjukkan bahwa kita bertujuan baik dan biasanya akan memudahkan kita memperoleh data yang diperlukan. Terkadang korban tidak mau gangguan atau kelainannya diketahui sehingga pertanyaan hanya akan dijawab dengan kata "tidak", sehingga data yang diperoleh tidak akurat. Pemeriksaan fisik ini harus dilakukan dengan teliti.

Proses Pemeriksaan Fisik:

a. Kepala
Meliputi kulit kepala dan tulang tengkorak termasuk tulang-tulang wajah

b. Telinga dan Hidung
Perhatikan adanya cairan bening, darah atau campurannya. Tidak penting dari mana asal cairan tersebut, tetapi curigai kemungkinan yang paling berat yaitu terjadinya cedera tulang tengkorak dan otak bila mekanisme cederanya mendukung.

c. Mata
  • Manik mata (pupil) : apakah besar-kecil dan simetris antara kiri dan kanan? Umumnya manik mata akan mengecil bila kena cahaya.
  • Gerakan bola mata : apakah kiri dan kanan sama?
  • Kelopak mata : apakah bagian dalam kelopak pucat?
  • Bagian putih mata : apakah ada kelainan? Adanya warna selain putih mungkin merupakan suatu tanda adanya penyakit tertentu. Hal lain yang mungkin disertai ditemukan adalah kemerahan, yang bila disertai cedera mungkin merupakan tanda perdarahan.
  • Bagaimana refleksinya, normal atau melambat, atau bahkan tidak ada sama sekali.

Catatan : Bila memeriksa mata usahakan jangan sampai sinar terang mengganggu pemeriksaan, upayakan untuk melindungi mata dari sumber cahaya.

d. Mulut
Apakah ada perdarahan, bagian gigi yang patah, benda asing atau gangguan lain?

e. Leher
Periksa leher sebelum memasang pelindung leher (bila dianggap perlu). Selain PLNB perhatikan apakah tenggorokan tertarik kesatu sisi? Apakah ada pembesaran pembuluh darah leher? Bagaimanakah perabaan bagian belakang leher? bila ada luka terbuka pada daerah leher segera pasang penutup kedap.

f. Dada
Perhatikan tampak luar dari tulang dada, tulang rusuk dan permukaan kulitnya. Cedera pada daerah dada dapat berakibat cedera pada organ dalam rongga dada. Bila menemukan adanya PLNB pada daerah dada perhatikan pernafasan korban.
Pada korban dengan respon dapat diminta untuk menarik nafas dalam dan tanyakan apakah ada nyeri. Pemeriksaan tulang iga dan dada dapat dilakukan dengan merabanya tetapi hati-hati.

g. Perut
Bagian perut merupakan bagian yang paling lemah perlindungannya, sehingga bila ada ruda paksa didaerah perut, besar kemungkinan organ dalam perut juga akan mengalami cedera.
Periksa PLNB dan lakukan sesuai dengan kuadran perut sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian yang terlampaui.
Periksa ketegangan dinding perut. Khusus bila ada tanda-tanda ruda paksa didaerah perut, ketegangan dinding perut dapat menjadi salah satu indikator terjadinya perburukan.
Pemeriksaan perut yang paling penting adalah perabaan yang mencari adanya daerah dengan nyeri tekan. Bila ada keluhan, maka lakukan perabaan dan bagian yang nyeri ditekan dengan hati-hati. Bagian yang nyeri diperiksa terakhir.


(bersambung.....)

Jika postingan ini bermanfaat silahkan saja untuk disimpan atau di share agar bisa diketahui oleh yang lain.

0 comments:

Posting Komentar

Budayakan untuk selalu memberikan komentar pada postingan yang anda baca. Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

 
Health
free counters